WHAT IS HISTORY?
Oke gaess kali ini saya mau nulis topik yang sedikit lebih serius. Bila postingan sebelumnya saya ngobrol tentang kisah perjalanan panjang saya ke Pacitan, maka kali ini saya akan nulis tentang bidang keilmuan yang saya tekuni. Yap, bisa dilihat dari judulnya kan, saya mendalami SEJARAH. Mungkin sebagian di antara kalian ada yang langsung bertanya, kenapa sejarah harus didalami? Apa pentingnya sejarah? Buat nyari kerja juga gak bisa? Tuh yang nulis blog aja masih nganggur? (Eh lha kok buka aib?) Itu nanti pelan-pelan bisa terjawab di sini asal kalian-kalian gak males bacanya dan bener-bener memahami isinya (Semoga ya :D)
Kita semua tahu, sejarah itu (cenderung) disepelekan. Bahkan anak muda jaman sekarang menganggap sejarah itu sebagai guyonan. Gak percaya? Banyak yang bilang yang seneng sejarah gak bakalan bisa move on kalo putus cinta. Nah hubungannya sejarah sama putus cinta itu apa? Masa lalu? Akhirnya jadi lagu dangdut koplo yang lagi ngetrend itu, masa lalu biarlah masa lalu (Samar-samar terdengar lagu Masa Lalu). Nih Pakdhe D.N. Aidit aja punya statement menarik tentang sejarah dan cinta hahaha...
Did you see? Hahaha, sangat menggelikan. Sejarah kelam identik dengan PKI, ya dihubungkan saja dengan kelamnya kehidupan percintaan kalian :D
Nah melalui tulisan ini saya ingin memberikan sedikit pencerahan mengenai sejarah, biar kalian semua gak sesat, biar adek-adek kelasku (yang syukur kalo nemu blog ini) bisa paham tentang makna sejarah yang lebih dalam. Iya biar gak cuma ngurusin organisasi atau sibuk ngublek seisi gedung Arsip Jatim guna menemukan beberapa lembar sumber primer
Sebagai permulaan, dan lagi-lagi saya harus mengulangi. Sejarah itu (cenderung) disepelekan. Seolah-olah sejarah merupakan ilmu yang gak berguna. Saya jujur merasa kecewa dengan paradoks pemikiran yang seperti itu. Iya, karena sesungguhnya mereka hidup itu berproses dan perjalanan hidup mereka merupakan sejarah mereka sendiri. Ambil contoh aja yang simple, balik lagi ke masalah cinta. Mungkin kalian-kalian sudah pernah putus cinta, atau minimal merasakan cinta di saat muda (kalo gak pernah merasakan, patut dipertanyakan). Kalian pasti pernah curhat entah via sms, telepon, chatting, email, ngobrol dengan teman, atau bahkan ngobrol sendiri. Kalian cerita, jatuh cinta rasanya ini itu, ternyata doi punya pasangan, ternyata aku ditolak, ternyata dia homo, bla bla bla... Sebenernya itu bagian kecil dari apa yang disebut sebagai SEJARAH. Sejarah berbicara mengenai perkembangan dan perubahan. Kalo gak berubah, ya berkembang. Cuma itu aja, dan itu juga berlaku di permasalahan cinta kalian baik yang menyenangkan dan menyedihkan. Hari ini anda pertama kali bertemu dengan pujaan hati anda, selanjutnya anda merasa suka, berlanjut dengan mencari info tentang si doi, dan sebagainya. Itulah perubahan, itulah perkembangan (coba bayangkan waktu kalian lagi fallinlove).
Yang menggelikan adalah kenyataan bahwa mereka yang meremehkan sejarah adalah orang-orang yang pernah merasakan hal itu juga. Saya cuma ambil contoh yang ringan saja, tapi pemahaman tentang perubahan dan perkembangan itu terjadi di semua sendi kehidupan kita. Foto dari kita jabang bayio sampai secakep sekarang juga sejarah, sumber primer kita dalam menyusun cerita perjalanan hidup kita. Lantas mengapa sejarah itu diremehkan? Bahkan di tingkat universitas tak jarang saya dan teman-teman saya dulu bercerita tentang pandangan miring orang lain terhadap keilmuan sejarah.
Teman akrab saya dulu pernah berkata, mungkin karena sejarah tidak ada sisi praktisnya, sehingga terkesan tidak bisa digunakan. Bahkan dalam hal yang lebih kompleks dalam hidup, misalnya mau berkenalan dengan calon mertua, pasti ditanya kuliah di mana? Belajar apa? Jika dijawab belajar di Fakultas Kedokteran, Ekonomi, Farmasi, pasti bilang bagus. Tetapi kalo sejarah? Tunggu dulu, mungkin si calon mertua akan bertanya-tanya, sejarah nantinya kerja apa? Mau jadi apa?
Teman akrab saya ini juga pernah berdebat mengenai prospek kerja dengan seorang yang sepuh. Dia berpendapat ilmu sejarah kedudukannya setara dengan ilmu kedokteran, ekonomi, fisika, farmasi, dan semuanya. Jika tidak ada orang sakit, maka dokter tidak pernah ada. Jika manusia tidak mengenal perdagangan, maka teori ekonomi Adam Smith gak bakal ada harganya. Semua ilmu diciptakan karena derajatnya sama dan pasti berguna untuk kehidupan. Untuk urusan pekerjaan, terserah kita mau bekerja apa. Tengoklah Erwin Gutawa, siapa sangka komposer hebat ini (dan calon mertua saya) sebenarnya alumni jurusan Arsitektur UI? Kemauan itu kembali kepada kita dan semua hasilnya tergantung dari ikhtiar kita.
Sejarah itu selalu berkembang dari masa ke masa, jadi jangan dianggap hanya sebagai pelengkap pelajaran di sekolah. Kalian salah, Dik. Iya kalo hidup kalian gak tumbuh gak berkembang, kalian bisa menyingkirkan sejarah. Kisah cinta aja ada makna sejarahnya kok :D
Seperti ilmu-ilmu lainnya, sejarah juga punya metode, punya aturan sendiri jika mau mendalami sejarah. Jika kalian masih menganggap belajar sejarah itu bakal bikin kalian gagal move on dari putus cinta, percayalah kalian salah. Karena kalian hanya bisa move on kalo sudah dapat pacar baru hahahaha... :D
---BERSAMBUNG---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar