Sabtu, 26 September 2015

SEKOLAH THHK MOJOKERTO, RIWAYATMU KINI... (BAGIAN 2)

Menjamurnya Sekolah-Sekolah Tionghoa di Jawa dan Beberapa Daerah Lainnya

Goede morgen fellas hahaha kali ini di hari Minggu yang sedikit mendung ane mau lanjutin postingan ane sebelumnya tentang penelitian ane semasa duduk di bangku kuliah dulu, Sekolah THHK Mojokerto. Nah edisi kali ini akan membahas lebih dalam mengenai kemunculan dan perkembangan sekolah-sekolah Tionghoa serta respon Walondo mengenai hal tersebut. Let's start!!!

Nah kemaren ane uda ngejelasin bahwa di Batavia sono noh, para pemuka etnis Tionghoa sepakat mendirikan sebuah organisasi bernama THHK. Kebanyakan mereka ini adalah orang Tionghoa yang kaya raya, pedagang, pengusaha, serta para opsir Tionghoa dari beberapa daerah di seputaran Batavia. Awalnya kan emng belum mikir bakalan ngurusin pendidikan, karena mereka sendiri prihatin dengan kehidupan orang Tionghoa di sini yang semakin menjauh dari ajaran Konghucu. So, tujuan awalnya bener-bener pure bersifat sosial budaya nih gaess, mereka me-refinasi kebuadayaan Tionghoa yang hidup di sini. Yaaaa, macam tahun sekarang ya, yang uda ga keruan modelnya hahahaha :v

Nah setelah ngadain rapat, kumpulan sana sini, arisan (bukan arisan berondong ato purel loh ya), dan juga diskusi yang sedikit alot maka para pengurus THHK ini kemudian menyadari pentingnya mendirikan sebuah sekolah yang bisa mengakomodir pendidikan buat kaum mereka. Seperti yang uda ane jelasin di posting bagian pertama, Walondo ga nyediain sekolah buat etnis Tionghoa. So mereka yang kere ya ga bisa sekolah, sementara yang kaya raya bisa masuk di sekolah-sekolah Belanda. Akhirnya pada tanggal 17 Maret 1901 dibukalah sekolah Tionghoa pertama yang kelak dikenal sebagai Sekolah THHK. Lokasinya ada di Patekokan, dan mereka di sono lazim menyebut sekolah ini sebagai Sekolah Pa Hua (FYI, setiap sekolah-sekolah THHK punya sebutan khusus seperti itu; Malang sebutannya Ma Hua, Batavia sebutannya Pa Hua).

Bang, Adek mau tanya nih, apa emang bener-bener ga ada sekolah buat orang Tionghoa?
Nah Adek ini selain cantik, otaknya encer juga macam otak-otak. Sebenernya ada sekolah-sekolah buat etnis Tionghoa, tapi emang bener-bener dikit, bisa diitung dengan jari, dan biasanya jadi satu dengan klenteng. Semisal ada yang namanya Sekolah Beng Beng Sie Wan ato nama ngehitsnya pada masa itu adalah Sekolah Gie Oh. Sekolah ini didanain sama opsir-opsir Tionghoa. Namun, sekolah ini cuma ngajarin muridnya ajaran konghucu doang. Bahkan muridnya sendiri banyak yang ga paham sama pelajaran di sono. Nah, gimana itu cobak?

Maka dari situ lah gagasan dibentuknya Sekolah THHK muncul. Para pengurus THHK ini pengen liat anak-anak Tionghoa punya otak encer, ga ngapalin kitab-kitab Konghucu melulu. Kurikulum yang dipake sama Sekolah THHK ini ngadopsi kurikulum sekolah-sekolah Tiongkok daratan, yang juga ngadopsi kurikulum sekolah-sekolah di Jepang. Bang, Adek bingung Bang :(
Jadi gini, kurikulum Sekolah THHK kan ngadopsi kurikulum sekolah-sekolah di Tiongkok sana. Nah sekolah-sekolah di Tiongkok ini ternyata ngadopsi sistem kurikulum yang dipake di sekolah-sekolah di Jepang. Paham?

Nah kalo kayak gitu otomatis buku-buku sekolahnya juga diimpor dari Tiongkok. Ada pelajaran membaca, menulis, mengarang indah, menyanyi, kerajinan, ilmu bumi, ilmu alam, dan masih banyak lagi. Jadi pelajaran yang diberikan ga kalah sama sekolah-sekolah Walondo. Wah, akhirnya orang-orang Tionghoa banyak deh yang nyekolahin anak-anak mereka ke situ. Sambutannya luar biasa dan mereka sangat senang dengan apa yang diajarkan di Sekolah THHK. Akhirnya nih ya, berita tentang Sekolah THHK Batavia ini nyebar ke daerah lain. Di sono orang-orang Tionghoa ini juga ngebentuk perkumpulan THHK, entah itu yang kemudian jadi cabang dari THHK Batavia ato berdiri independen. Tapi para pengurus THHK Batavia ini emang patut diacungin jempol, mereka selalu memonitor THHK di daerah lain dan kerap ngadain kumpulan guna mbahas kelanjutan dari sekolah-sekolah milik THHK. Jadi kurikulum yang dipake di setiap Sekolah THHK itu ya sama hahaha. Solider banget ya, tanpa beda-bedain mana anggota cabang mana yang independen, kalo visi misinya sama mereka diajak kumpul buat bikin perubahan dan kemajuan, ga kayak jaman sekarang.

Phoa Keng Hek, presiden pertama THHK

Guru dan pengurus THHK Batavia

Potret Sekolah THHK Batavia
Nah akhirnya nih ya, kabar ini pun nyampe di kota ane tercinta, Mojokerto. Ya meskipun agak telat sih, kabar mengenai kepopuleran Sekolah THHK baru direspon tahun 1907 dengan membentuk perkumpulan THHK dan mendirikan Sekolah THHK Mojokerto pada tanggal 5 Agustus 1907. Bang, Adek ragu tanggal berdirinya segitu? Ini data ane peroleh dari Dag Register-nya Walondo semasa njajah tanah kita. Whatever, Sekolah THHK Mojokerto akhirnya terbentuk dengan Letnan Tan Djoe An sebagai pelindungnya sementara gurunya baru 2 biji aja, yaitu Shu Sao Nah dan Kwee Sik Tjo. Dengan murid pertama 50 orang, maka resmilah Sekolah THHK Mojokerto menjadi salah satu di antara pilar-pilar kebudayaan etnis Tionghoa...

(to be continued...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar