Siang ini rasanya berbeda dengan siang-siang seperti biasanya. Ada sesuatu yang tak biasa, yang aku rasakan. Soal hati, tentang apa yang aku perjuangkan selama beberapa bulan ini. Tentang semua yang sudah aku lakukan dan yang belum sempat aku lakukan. Kenapa selalu masalah hati? Iya, sejujurnya aku sudah tak terlalu serius menunggu hasil dari usahaku selama ini. Ada banyak hal yang akhirnya mengurangi perasaan itu secara perlahan. Bahkan aku pun lupa, bahwa aku juga butuh jawaban atas apa yang sudah aku nanti selama ini. Tapi bukan dia yang menjawab, waktu juga yang akhirnya memberi jawaban kepadaku.
-----
Hape berwarna hitam oranye itu masih tergeletak di kasurku yang usang. Dengan headset yang masih nempel di bagian atasnya, aku perlahan memilih lagu-lagu yang ada di situ. Sebuah lagu milik Alter Bridge yang berjudul In Loving Memory berhasil membuatku melamun. Sangat dalam yang aku rasakan ketika aku memutar lagu itu. Imajiku tertuju padanya, bayang-bayang wajahnya pun lebat melintas di ujung kepalaku.
I'm glad he sets you free from sorrow
I still love you more tomorrow
And you still with me here
Sepenggal bait itu menggema di ruang kosong kepalaku yang sudah tak mampu berpikir dengan logis. Semua yang masuk akal terlihat tak masuk akal, dan sebaliknya. Aku jadi teringat sosok manis itu, yang berhasil membuatku berubah dari yang sangat "rusak" menjadi "sedikit tertata". Ku putar kembali ingatanku, apa yang sudah aku lakukan selama beberapa bulan ini. Dia datang dengan tiba-tiba dan membuatku nyaman dengan semuanya. Hingga akhirnya aku jatuh hati, berlanjut dengan perasaan yang dalam dan aku dibuat bingung oleh perasaan itu sendiri. Beribadah malam menjadi satu-satunya sarana untuk menenangkan semua resahku. Aku bermunajat dan terus meminta ketenangan.
Dan ketika aku sudah berniat baik ingin berbahagia tanpa ada hal yang macam-macam, lagi-lagi Tuhan belum mengijinkan. Apa yang aku rasa baik untukku, ternyata bukan yang terbaik menurut Tuhan. Kenapa setelah aku bertemu dengan sosok yang benar-benar bisa membuatku luluh seperti ini, Tuhan belum mengijinkan? Kenapa harus orang lain yang dia panggil "sayang"? Bukan aku? Aku merenung lebih dalam, apa yang sebenarnya Tuhan siapkan untuk aku. Apakah ini semacam ujian? Apakah Tuhan menegurku?
Mungkin aku tak perlu alasan kenapa aku harus jatuh hati padamu. Satu-satunya alasan, bila itu pun ada, tidak lain adalah sosokmu yang baik dan terjaga. Tapi sejujurnya aku merasa belum siap mengenal orang yang baru. Aku harus mulai mengenal orang yang baru lagi, mulai percaya lagi, mulai dari awal lagi. Kata orang, cinta yang paling hebat adalah merelakan orang yang paling kita cintai bahagia bersama orang lain. Apakah ini cara Tuhan mendidikku agar lebih hebat? Lebih memilih sayang diri sendiri dan keluarga daripada harus berlama-lama menunggu usaha yang berakhir dengan jalan seperti ini? Aku percaya, selalu ada hasil yang baik dibalik usaha yang baik pula. Karena usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Sesia-sia apapun itu, setidaknya ada hal positif yang terselip di dalamnya.
Jika ada yang bertanya apakah aku harus melupakanmu? Tidak, kamu sudah punya tempat tersendiri dengan cerita yang tersendiri pula. Kamu hanya akan jadi hiasan, entah akan usang atau tidak, tempatmu hanya akan berhenti di situ. Sedikit sesal pula aku terlalu mengumbar perasaan dan memberi satu-satunya lagu yang menjadi kesukaan almarhumah Mamaku :) Tapi mau bagaimana lagi, sesal tetaplah sesal, selalu jatuh di belakang. Kini aku hanya mencoba ikhlas dengan apa yang sudah diberikan Tuhan kepadaku. Aku anggap semua ini teguran dari Tuhan, karena sudah terlalu lama berpaling dariNya dan mendekat di saat aku butuh. Entah Tuhan mau mempertemukan aku dengan perempuan yang seperti apa, semoga pilihan Tuhan memang pilihan yang terbaik.
Terima kasih sudah membuatku mengenal arti sebuah usaha :) Terima kasih sudah mengenalkan sayang yang sedemikian hebatnya, semoga kau bahagia bersamanya dan aku selalu berbahagia dengan hidupku :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar